Cara menggunakan obat suppositoria vagina dengan benar mungkin saja dibutuhkan jika Anda mendapatkan obat dari dokter. Suppositoria vagina atau ovula adalah obat padat yang berbentuk lonjong yang penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina dengan menggunakan bantuan aplikator. Ovula ialah salah satu dari sediaan farmasi yang digunakan untuk obat luar dengan tujuan untuk mencapai efek lokal maupun sistemik.
Ovula dapat diserap oleh membran mukosa vagina sehingga efek obat dapat bekerja lebih cepat. Ovula akan meleleh, melunak dan terlarut di dalam tubuh karena suhu tubuh manusia yaitu sekitar 37 derajat celcicus .
Manfaat dari suppositoria vaginal biasanya digunakan untuk membantu mengatasi masalah pada organ kewanitaan. Biasanya untuk mengobati infeksi bakteri pada vagina, infeksi jamur pada vagina dan vagina kering.
Supositoria adalah sistem penghantaran obat yang dapat digunakan untuk memasukkan obat, obat herbal, hormon, dan pelumas ke dalam vagina. Setelah dimasukkan ke dalam vagina, supositoria larut dan melepaskan obat untuk mengobati penyakit vagina (misalnya infeksi jamur) atau penyakit sistemik (misalnya perawatan hormon).
Daftar Isi
Menggunakan obat suppositoria vagina yang benar perlu diketahui oleh wanita. Karena jika obat yang diresepkan oleh dokter seperti ini maka Anda harus menggunakan obat ini dengan langkah yang benar.
Awali dengan mencuci tangan dengan air dan sabun terlebih dahulu. Lalu bersihkan area vagina dengan air dan sabun, lalu keringkan. Bersihkan bagian luar vagina dan sekitarnya dengan sabun yang lembut. Namun, jangan membasuh bagian dalam vagina.
Cuci tangan Anda secara menyeluruh sebelum mencuci area vagina dan tangan Anda untuk menghilangkan sisa sabun. Menggunakan kain katun bersih, tepuk-tepuk kulit Anda hingga kering.
Sebaiknya menggunakan suppositoria vagina pada malam hari (sebelum tidur). Karena suppositoria melepaskan cairan saat meleleh di dalam vagina, Anda harus memasukkannya sebelum tidur. Jika Anda harus menggunakan suppositoria di siang hari, serap setiap kotoran dengan pembalut atau panty liner.
Tubuh dengan posisi berbaring terlentang dengan lutut sedikit ditekuk dan renggangkan kaki. Bisa juga tempatkan kaki Anda terpisah. Dukung satu kaki di bangku kecil, toilet, bak mandi, atau kursi. Atau, berbaring dengan lutut ditekuk. Kaki Anda harus selebar bahu. Kedua posisi ini akan memudahkan Anda mencapai lubang vagina, sehingga supositoria akan lebih mudah dimasukkan.
Keluarkan obat dari kemasan kemudian letakkan tablet di ujung apilkatornya. Dorong plunger aplikator sampai berhenti, lalu tekan tombol aplikator untuk melepaskan tabletnya. Jika tidak menggunakan aplikator, masukkan obat perlahan ke dalam vagina sedalam-dalamnya. Sangat disarankan jangan dipaksakan dalam memasukkan obat ke dalam vagina.
Aplikator terkadang bisa digunakan kembali, maka ketika hendak dipakai bersihkan aplikator menggunakan air hangat dan sabun sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Namun, jika menggunakan apilkator yang hanya sekali pakai, maka buanglah aplikator di tempat sampah yang tertutup. Sisa obat yang menempel di tangan harus dibersihkan dengan air dan sabun.
Perlu diketahui bahwa supositoria biasanya terbuat dari polimer yang larut dalam lemak atau air. Saat supositoria dimasukkan ke dalam vagina, supositoria mulai meleleh di dalam tubuh. Simpan supositoria pada suhu kamar agar tidak meleleh sebelum dimasukkan ke dalam vagina.
Jika Anda tinggal di iklim yang panas, pertimbangkan untuk menyimpan supositoria di lemari es agar tidak meleleh pada suhu kamar.
Berikut beberapa alasan mengapa suppositoria harus dilakukan oleh wanita, seperti:
Karena supositoria vagina digunakan untuk mengobati berbagai kondisi (termasuk infeksi jamur atau bakteri, kekeringan vagina, dan ketidakseimbangan hormon reproduksi), efek sampingnya tidak dapat diprediksi.
Sebagian besar efek samping supositoria tidak memerlukan perhatian medis. Secara umum, Anda akan menemukan:
Hubungi dokter terdekat jika Anda mulai mengalami rasa ketidaknyamanan atau bahkan rasa sakit. Jika Anda mencurigai adanya reaksi alergi, hubungi dokter Anda. Pembengkakan pada area vagina dan vulva, gatal, gatal-gatal, dan sesak dada adalah gejala reaksi alergi. Periksa deskripsi paket supositoria untuk risiko alergi tertentu.
Konsultasikan dengan dokter kelamin terbaik Anda untuk menentukan apakah Anda harus menahan diri untuk tidak berhubungan seks saat menggunakan supositoria.
Konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda mengalami kesulitan menggunakan aplikator supositoria. Selama pemeriksaan, dokter atau perawat mungkin dapat mengajari Anda cara menggunakan perangkat.