Dampak Negatif Seks Bebas Terhadap Penyakit dan Psikologis – Seks bebas yang biasa dikenal dengan perilaku seksual yang dilakukan sebelum nikah. Hal tersebut bisa terjadi antara dengan satu pasangan atau berganti-ganti pasangan. Dampak seks bebas yang akan terasa pada seseorang mulai dari penularan penyakit seksual sampai masalah pada psikologisnya.
Kita lebih sering mendengar ungkapan “seks bebas” akhir-akhir ini. Penduduk percaya bahwa mereka bebas untuk melakukan apa saja, termasuk seks. Apapun konteks sosialnya, dampak seks bebas seringkali mengacu pada seks berisiko dan hanya berdampak negatif pada mereka yang melakukan seks bebas.
Secara sederhana, pengertian seks bebas sebagaimana yang umum dipahami masyarakat Indonesia adalah perilaku seksual yang terjadi di luar nikah. Dalam praktiknya, ini dapat terjadi antara satu pasangan atau antara satu orang dan banyak pasangan.
Itu juga dapat dilakukan tanpa komitmen atau ikatan emosional. Seks bebas disini termasuk seks pranikah, one-night stand, prostitusi, dan bertukar pasangan dengan pasangan lain.
Daftar Isi
Ada beberapa faktor menjadi penyebab perilaku seks bebas, di antaranya sebagai berikut:
Perilaku seks bebas berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual (IMS). IMS ditularkan dari satu orang ke yang lainnya melalui aktivitas seks, baik itu melalui vaginal, oral, ataupun anal. Berikut ini merupakan beberapa jenis IMS yang dapat terjadi akibat dampak seks bebas yang dilakukan:
Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada pria biasanya akan muncul gejala seperti peradangan pada saluran kencing, demam, keluarnya cairan dari penis, rasa sakit, atau rasa berat pada testis. Sedangkan pada wanita ditandai dengan infeksi saluran kemih dan serviks, infeksi di rahim, iritasi dan keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina, rasa panas saat buang air kecil, sakit pada perut bagian bawah, dan terjadi pendarahan di luar menstruasi.
Penyakit yang disebabkan bakteri Treponema pallidum ini memiliki masa penularan yang berkisar antara 10-90 hari. Sifilis ditandai dengan gejala timbulnya luka kecil dengan karakteristik bundar, hampir selalu muncul di dalam atau sekitar alat kelamin, anus, atau mulut.
Terjadi karena adanya infeksi dari bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gejala gonore sendiri meliputi sakit saat buang air kecil, sering buang air kecil, keluarnya nanah pada ujung penis atau vagina, dan nyeri di bagian kelamin. Jik dirasa Anda memiliki gejala seperti yang telah disebutkan, maka segeralah berobat. Kunjungi pengobatan gonore terdekat atau berkonsultasi untuk mencari solusi pengobatannya.
Bagi wanita yang terjangkit infeksi jamur, ciri-cirinya seperti terasa gatal di sekitar area vagina. Sedangkan pada pria, akan muncul warna merah pada ujung penis.
Kutil kelamin dikenal sebagai condolima acuminata, kadang-kadang dikenal sebagai penyakit kelamin. Ketika epidermis terinfeksi oleh Human Papillomavirus (HPV), kutil kelamin dapat berkembang. Kutil kelamin ini, beberapa di antaranya menyerupai kubis dalam bentuk dan ukuran, berkembang di lingkungan yang lembab dan terkontaminasi. Human Papilloma Virus (HPV), yang dapat menyerang uretra, anus, dan di dalam vagina, adalah sumber infeksi kutil kelamin ini.
Virus Herpes Simplex sebagai penyebab utamanya yang menyerang kulit, mukosa, dan saraf manusia. Herpes simplex dibagi menjadi dua tipe, yaitu herpes simpleks tipe 1 & 2. Perbedaannya terletak pada lokasi kemunculannya. Herpes simplex tipe 1 (satu) terjadi di area sekitar mulut dan tubuh, sedangkan herpes simplex tipe 2 (dua) muncul di area kelamin.
Ditandai dengan gejala, seperti kelelahan, mual muntah, sakit perut, demam dan diare. Penyakit ini dapat juga ditularkan melalui air mani, darah, dan cairan vagina.
Ditularkan melalui kontak antara rambut kemaluan. Penularan ini membutuhkan waktu sekitar satu minggu bagi telur kutu untuk menetas pada rambut kelamin, yang akan mengakibatkan gatal di sekitar area kelamin penderitanya.
Terjadi akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merusak sistem kekebalan tubuh. HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit atau aliran darah. Cairan tersebut seperti darah, air mani, cairan vagina dan ASI. Jika tidak segera ditangani, maka HIV bisa berkembang menjadi tahap akhir pada HIV yang disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Jika Anda tertarik untuk mempelajari tentang langkah-langkah pencegahan atau pengobatan dari beberapa beberapa PMS ini. Hubungi Klinik Raphael segera dengan menghubungi 0813-9625-4650 atau 0857-7077-3681. Situs web https://bit.ly/Klinikraphael juga menawarkan konsultasi dokter online gratis. Informasi pribadi Anda dijamin akan tetap terjaga kerahasiaannya karena hanya menggunakannya untuk melakukan reservasi perawatan.
Bagi manusia, seks lebih dari sekadar kebutuhan lahiriah. Hubungan intim dapat mempengaruhi emosional seseorang yang melibatkan kepribadian, pikiran, dan perasaan. Itulah mengapa keintiman seksual berpotensi memiliki konsekuensi emosional yang kuat.
Psikolog Thomas Lickona mengungkapkan dampak seks bebas pada psikologi manusia, yang meliputi:
Rasa takut hamil di luar nikah atau tertular penyakit menular seksual merupakan sumber stres yang tak terhindarkan untuk seks bebas.
Beberapa pelaku dari dampak seks bebas seringkali mereka yang melakukannya merasa menyesal dan bersalah karena perilaku ini salah dan dilarang dalam hati nurani mereka.
Ketika seseorang, terutama anak muda, memperlakukan orang lain sebagai objek seksual demi kepuasan, dia kehilangan rasa hormat terhadap dirinya sendiri. Mereka kemudian akan terbiasa untuk tidak membedakan antara yang benar dan yang salah untuk mendapatkan kesenangan pribadi mereka.
Hubungan singkat yang terbentuk melalui dampak seks bebas seringkali membuat hubungan masa depan dengan pelaku sulit dipercaya. Banyak pasangan yang berpisah akibat salah satu dari mereka bermain belakang dengan pasangan sahnya. Sehingga memicu terjadinya perselisihan yang akhirnya berakibat pada perceraian.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog Martha Waller, remaja yang terlibat dalam perilaku berisiko seperti dampak seks bebas, penggunaan narkoba, dan konsumsi alkohol lebih mungkin mengalami depresi daripada mereka yang tidak.
Dampak seks bebas, jika tidak dilakukan dengan aman, dapat mengakibatkan kehamilan di usia muda. Kehamilan dini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, anemia, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan depresi pascapersalinan.
Semua efek negatif yang disebutkan di atas dapat dihindari dengan menghindari dampak seks bebas sebanyak mungkin atau dengan hanya memiliki satu pasangan. Jika Anda siap secara fisik dan mental, Anda bisa berkomitmen dengan pasangan melalui hubungan pernikahan.
Selanjutnya, utamakan keamanan seks dengan tetap setia pada satu pasangan, penggunaan kondom untuk mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan, serta menjauhi alkohol dan obat-obatan selama hubungan seksual.