Lebih Baik Kencing Berdiri atau Jongkok? Ini Penjelasannya

Sebenarnya lebih baik kencing berdiri atau jongkok/duduk? Ternyata, posisi kencing ini bukan sekadar soal kebiasaan, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan dan kenyamanan.

Sering kita lihat pada fasilitas umum, untuk tempat buang air kecil berada menggantung sehingga sudah menjadi kebiasaan kencing berdiri bagi pria.

Beberapa penelitian menjelaskan tentang posisi berdiri saat buang air kecil memberikan dampak yang beragam.

Yuk, kita bahas mengenai lebih baik mana untuk posisi kencing, apakah berdiri atau jongkok?

Kencing Berdiri Praktis, Tapi Ada Risikonya

Kebanyakan pria mungkin lebih sering kencing sambil berdiri karena menganggaplebih praktis dan cepat. Tapi, apakah itu sehat? Kencing berdiri memang bikin kamu nggak perlu repot-repot cari tempat duduk atau jongkok, tapi ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.

Saat kencing berdiri, otot-otot sekitar kandung kemih nggak bekerja maksimal untuk mengosongkan urine. Akibatnya, masih ada urine yang tertinggal dalam kandung kemih.

Nah, ini bisa jadi masalah, karena sisa urine tersebut bisa memicu infeksi saluran kemih atau bahkan gangguan prostat dalam jangka panjang.

Selain itu, kencing berdiri juga lebih rentan bikin percikan. Meskipun kelihatannya sepele, percikan ini bisa menimbulkan masalah kebersihan, terutama di toilet umum.

Kencing Jongkok, Lebih Bersih dan Sehat

Ternyata, kencing jongkok atau duduk ternyata punya beberapa keuntungan. Posisi ini membantu kandung kemih mengosongkan urine secara lebih efektif karena otot-otot sekitar panggul dan perut bekerja lebih maksimal.

Dengan begitu, risiko infeksi saluran kemih atau gangguan lain bisa diminimalkan. Dari segi kebersihan, kencing jongkok juga lebih minim percikan, jadi toilet lebih bersih.

Meskipun mungkin terasa lebih repot, terutama buat pria yang nggak terbiasa, posisi ini lebih baik menurut beberapa ahli kesehatan.

Jadi, Mana yang Lebih Baik?

Kalau dari segi kesehatan, kencing jongkok atau duduk punya keunggulan lebih dari pada berdiri. Namun, nggak ada salahnya kalau kamu tetap kencing berdiri pada situasi tertentu.

Sebenarnya bagi pria yang sehat kencing jongkok tidak akan memberikan pengaruh yang besar. Namun jika rutin melakukan manfaatnya akan sangat terasa bagi pengidap infeksi saluran kemih bawah, karena bisa mengosongkan kandung kemih dengan optimal.

Posisi kencing jongkok atau duduk juga bisa membuat otot panggul menjadi rileks yang membuat berkemih menjadi lebih mudah.

Sebaliknya, posisi berdiri bisa menyebabkan tubuh berusaha untuk mempertahankan tulang belakang agar tetap tegak. Dengan begitu banyak otot dekat pinggul dan panggul aktif bekerja.

Asalkan memperhatikan kebersihan dan kesehatan kandung kemih. Intinya, sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kamu!

Tips Menjaga Kesehatan Saat Berkemih

Baik kencing berdiri maupun jongkok, usahakan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. Ini bisa mencegah masalah seperti infeksi saluran kemih atau iritasi.

Minum air yang cukup

Banyak orang nggak sadar pentingnya minum air cukup setiap hari. Dengan asupan air yang baik, urine akan lebih jernih dan kamu bisa terhindar dari dehidrasi dan infeksi saluran kemih.

Jaga kebersihan toilet

Kencing berdiri seringkali bikin toilet jadi kotor karena percikan urine. Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan toilet, apalagi jika digunakan bersama dengan orang lain. Kamu bisa lap atau bersihkan area yang terkena percikan setelah kencing.

Perhatikan urine

Warna dan bau urine bisa jadi indikator kesehatanmu. Kalau warnanya terlalu pekat atau baunya aneh, bisa jadi ada masalah pada tubuhmu, seperti dehidrasi atau infeksi. Jadi, jangan abaikan tanda-tanda dari urine, ya!

Posisi kencing ternyata bukan sekadar soal kebiasaan, tapi juga punya dampak pada kesehatan. Kencing jongkok atau duduk memang lebih dianjurkan karena bisa membantu mengosongkan kandung kemih dengan lebih baik dan mengurangi risiko infeksi.

Tapi, kalau kamu lebih nyaman kencing berdiri, pastikan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan ya!

Kamu bisa konsultasi online gratis dengan dokter Klinik Raphael melalui pesan whatsapp dengan mengklik gambar berikut.