Penyebab jamur kuku – Jamur kuku atau tinea unguium merupakan kondisi ketika kuku pada jari tangan ataupun kaki memiliki bercak putih atau kuning. Kondisi seperti ini terjadi karena adanya infeksi jamur yang biasa terjadi.
Pada penyakit ini, jamur biasanya hidup pada keratin yang membentuk lapisan luar kulit, jika jamur ini menyebar ke keratin kuku maka kuku akan terinfeksi.
Infeksi jamur ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada lansia. Meskipun begitu, jamur kuku bukanlah kondisi yang berbahaya. Awal kemunculannya, jamur kuku sering muncul dengan bintik putih atau kuning, kemudian kuku akan berubah warna, menebal dan juga ujungnya menjadi rapuh.
Daftar Isi
Infeksi jamur kuku akibat adanya infeksi jamur, umumnya yaitu jamur dermatofit. Penyebab jamur kuku ini dapat tertular dari tempat umum, seperti kolam renang atau ruang ganti umum.
Selain itu juga infeksi jamur ini dapat menginfeksi kuku ketika berpergian tanpa alas kaki, berbagi gunting kuku atau handuk yang sudah terkontaminasi oleh jamur.
Hati-hati menurut halaman prevention.com, jamur kuku bisa menjadi akar dari 50% penyebab paling umum dari perubahan warna kuku. Penyebaran infeksi jamur ini tidak hanya dari orang ke orang lain, melainkan juga bisa karena kurang menjaga kebersihan kuku.
Menurut situs web PERDOSKI, jamur kuku biasanya lebih sering menyerang kuku kaki karena biasanya seseorang sering mengabaikan perawatan pada area ini. Apalagi jika Anda terbiasa selalu mengenakan sepatu tertutup atau kaus kaki dengan waktu yang cukup lama.
Kaki menjadi lebih cenderung berkeringat dan basah. Jamur dapat tumbuh subur dalam keadaan seperti ini.
Dan bukan hanya itu. Ada faktor tambahan lain yang mungkin menyebabkan jamur kuku. Lalu jamur apa yang mempengaruhi kuku? Faktanya, ada beberapa jamur yang dapat berdampak negatif pada kuku dan mengakibatkan jamur kuku, antara lain:
Candida albicans adalah jamur utama yang menyebabkan jamur kuku. Orang yang bekerja dalam profesi yang melibatkan banyak air, termasuk penyelam dan perenang, sering menghadapi masalah jamur ini.
Jaringan lunak kuku akan terinfeksi oleh jamur candida albicans, yang selanjutnya berpindah ke lempeng kuku. Akibatnya, kuku orang tersebut menjadi gelap atau putih.
Beberapa dermatofita penyebab jamur kuku, seperti trichophyton rubrum, trichophyton interdigitale, epidermophyton floccosum, trichophyton violaceum, dan microsporum gypseum. Semuanya dapat menyebabkan onikomikosis. Trichophyton rubrum, bagaimanapun, adalah penyebab paling umum dari infeksi kuku.
Ada berbagai jenis jamur jenis Non-Dermatofita , termasuk neoscytalidium, scopulariopsis, aspergillus, dan skyalidium. Kebanyakan orang yang tinggal pada iklim tropis memiliki jamur kuku akibat jamur skyalidium. Orang yang berusia lebih dari 60 tahun biasanya menjadi sasaran jamur jenis ini.
Jamur kuku ini dapat menyerang kuku tangan dan juga kuku kaki, meskipun begitu jamur kuku ini lebih sering muncul kuku kaki. Adapun beberapa kelainan pada kuku bisa menjadi tanda gejala adanya jamur kuku, yaitu:
Faktor seseorang menjadi lebih rentan terkena infeksi jamur kuku, salah satunya ialah pertambahan usia. Jamur kuku akan lebih rentan terjadi pada lansia, hal tersebut karena kuku lansia cenderung rapuh dan juga kering. Hal ini juga menyebabkan kuku akan mudah retak sehingga dapat dimasuki oleh jamur.
Selain akibat pertambahan usia, faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena jamur kuku, yaitu:
Umumnya dokter kulit akan melalukan pemeriksaan fisik pada kuku penderita untuk melihat apakah ada kelainan kuku yang muncul atau tidak. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan, seperti kerok kuku untuk memastikan diagnosis.
Sampel kerokan kuku kemudian akan membawanya ke laboratorium untuk meneliti lebih lanjut.
Jika timbul kelainan pada kuku, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang benar dan juga tepat. Pengobatan jamur kuku sendiri membutuhkan waktu yang lama.
Selama proses pengobatan, orang yang terinfeksi jamur kuku perlu terus kontrol ke dokter untuk mengetahui perkembangan penyakit dan evaluasi pengobatan.
Tergantung pada tingkat keparahan infeksi jamur kuku dan kesehatan pasien, untuk mengatasi infeksi kuku jamur dan waktu perawatan yang berbeda. Obat antijamur biasanya tersedia dalam berbagai bentuk, seperti:
Dokter akan memberikan ciclopirox dalam bentuk pernis kuku. Nantinya, obat pelapis kuku ini bisa dengan cara mengoleskan pada kulit sekitarnya dan kuku setiap hari sekali.
Pasien kemudian dapat membersihkan lapisan kuku dengan alkohol dan melapisinya kembali dengan ciclopirox setiap 7 hari. Sesuai dengan anjuran dokter, obat pelapis kuku boleh diminum setiap hari dalam jangka waktu satu tahun, bila perlu.
Seorang dokter mungkin juga meresepkan krim kuku atau krim antijamur selain obat pelapis kuku. Sebenarnya yang dibutuhkan untuk menggunakan obat ini hanyalah mengoleskannya.
Namun, pasien harus terlebih dahulu menipiskan kukunya dengan menggunakan losion atau kikir kuku tertentu sebelum melakukan perawatan.
Ditegaskan bahwa obat antijamur oral, seperti terbinafine dan itraconazole, bekerja lebih cepat daripada terapi topikal untuk mengobati infeksi. Obat antijamur harus digunakan setidaknya selama 6 hingga 12 minggu, tetapi mungkin perlu dikonsumsi hingga 4 bulan atau hingga kesehatan kuku membaik.