Penyakit penyebab disfungsi ereksi menjadi perhatian serius bagi banyak pria dan pasangan suami istri. Disfungsi ereksi atau impotensi dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi medis yang melibatkan sistem vaskular, saraf, atau hormonal.
Dalam artikel ini kita akan membahas tentang bebeapa penyakit yang bisa menyebabkan disfungsi ereksi pada pria.
Daftar Isi
Ereksi pada penis adalah fenomena fisiologis yaitu penis membesar, mengeras, dan mengencang secara cukup untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan. Ereksi adalah hasil dari interaksi kompleks antara sistem saraf, pembuluh darah, hormon, dan faktor psikologis.
Proses ereksi pertama dengan adanya rangsangan seksual baik secara fisik maupun psikologis. Rangsangan ini mengirimkan sinyal ke otak, yang gilirannya menghasilkan pelepasan neurotransmitter tertentu, terutama oksida nitrat.
Oksida nitrat kemudian merangsang saraf penis untuk melepaskan bahan kimia lain yang memungkinkan pembuluh darah arteri melebar.
Sehingga meningkatkan aliran darah ke dalam jaringan ereksi (corpora cavernosa). Peningkatan aliran darah ini menyebabkan penis membesar, mengeras, dan mengencang.
Gangguan ereksi atau disfungsi ereksi, adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup keras untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan.
Pria yang tidak bisa ereksi dengan maksimal akan mempengaruhi psikologisnya. Dengan demikian masalah ini dapat mempengaruhi hubungan ia dengan pasangannya.
Pria harus mengetahui penyakit apa saja yang menjadi penyebab impotensi ini.
Selanjutnya salah satu penyebab utama adalah penyakit jantung koroner, yaitu penurunan aliran darah ke penis dapat mengganggu kemampuan ereksi.
Penyakit jantung dapat menyebabkan masalah disfungsi ereksi melalui beberapa faktor yang berbeda:
Kanker pada pria bisa saja mejadi pemicu masalah disfungsi ereksi karena kandungan zat antiandrogen yang terdapat pada obat-obatan untuk menyembukan penyakit kanker.
Biasanya obat-obatan yang mengandung zat antiandrogen untuk penyembuan infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat.
Dengan demikian cara kerja obat-obatan ini bisa mempengaruhi dan mengurangi sistem produksi hormon pria.
Mengutip dari laman American Cancer Society yang menjelaskan pengobatan kanker prostat, kandung kemih, usus besar dan rektal yang menggunakan terapi radiasi bisa menyebabkan masalah ereksi.
Beberapa jenis kanker dan terapi kanker seperti operasi, radioterapi, atau kemoterapi dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang penting untuk ereksi.
Jadi kerusakan pada saraf dan pembuluh darah ini dapat mengganggu aliran darah ke penis atau transmisi sinyal saraf untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.
Konsultasi Online Gratis dengan Dokter
Stroke bisa menyebabkan pria mengalami masalah disfungsi ereksi akibat beberapa hal, seperti:
Diabetes cukup sering menyebabkan pria mengalami masalah ereksi. Penderitanya mempunyai kadar glukosa tinggi sedangkan hormon insulin sangat rendah sehingga tidak bisa merubah menjadi energi.
Kadar gula dalam tubuh penderita diabetes juga tinggi sehingga menyebabkan rusaknya saraf. Kondisi ini lah yang bisa menyebabkan masalah seksualitas pada pria atau disfungsi ereksi.
Penyakit ini menyebabkan penurunan kadar hormon testosteron. Testosteron adalah hormon penting dalam mengatur libido dan fungsi seksual pada pria. Penurunan kadar testosteron dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Obesitas juga sering kali dikaitkan pada orang yang mempunyai penyakit diabetes. Obesitas dapat menyebabkan gangguan hormonal dan vaskular yang mempengaruhi kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.
Tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan beberapa kondisi neurologis juga dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi.
Saran bagi pria yang mengalami disfungsi ereksi untuk mencari bantuan medis untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya. Dokter akan mengidentifikasi dan mengatasi penyakit yang mendasarinya, seringkali disfungsi ereksi dapat dikelola atau bahkan diatasi sepenuhnya.
Konsultasi dengan Klinik Raphael dapat memberikan pilihan pengobatan yang tepat dan membantu meningkatkan kualitas hidup seksual.
Dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang tepat, banyak pria dapat mengatasi disfungsi ereksi dan kembali menikmati kehidupan seksual sehat.