Bahaya gonore pada saat kehamilan merupakan kondisi yang perlu untuk diwaspadai sebab gejalanya menyerupai gangguan kehamilan pada umumnya.
Hal ini lah yang membuat penanganan sering terlambat sehingga dapat membahyakan ibu dan juga bayi.
Gonore atau kencing nanah adalah suatu penyakit yang menular melalui kontak seksual, baik itu secara vaginal, anak ataupun oral dengan orang yang terinfeksi. Penyakit gonore atau kencing nanah ini penyebabnya karena infeksi bakteri Neisseria gonorrhoaea.
Bakteri gonore ini dapat hidup dan juga berkembang pada saluran reproduksi yang hangat dan juga lembap, seperti rahim, leher rahim, dan juga tuba falopi atau saluran telur pada wanita.
Selain organ reproduksi, bakteri gonore ini juga dapat berkembang pada uretra atau saluran kemih, mulut, tenggorokan dan juga anus.
Infeksi karena bakteri gonore ini harus segera mendapatkan penanganan yang tepat, terlebih jika terjadi pada ibu hamil.
Hal ini karena bahayanya penyakit gonore yang akan berdampak pada kesehatan maupun keselamatan ibu dan juga bayi baru lahir.
Daftar Isi
Wanita yang terinfeksi gonore atau kencing nanah mungkin tidak langsung menyadari seperti apa gejala yang muncul. Karena seringkali ia menganggap bahwa gejala awal yang muncul sebagai gejala infeksi kandung kemih.
Meskipun begitu, wanita harus tetap curiga terhadap semua gejala karena penyakit gonore dapat menyebabkan komplikasi serius meskipun gejala belum jelas.
Berikut gejala yang perlu Anda perharikan, seperti:
Kalau moms sampai merasakan salah satu gejala tersebut, maka jangan tunggu lama untuk berkunjung ke dokter, terlebih kalau infeksi gonore pada saat hamil.
Moms bisa bertanya dengan dokter Klinik Raphael Cikarang, sebagai salah satu upaya untuk mengatasi penyakit gonore ini.
Ibu yang sedang hamil berisiko terinfeksi gonore jika mereka melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Lalu jika gonore tidak segera mendapat penanganan, maka penularan bakteri dapat terjadi dari ibu ke bayi saat proses melahirkan.
Pada beberapa kasus, gonore tidak menimbulkan gejala sehingga ibu hamil sering kali tidak menyadari kalau ia telah terinfeksi bakteri ini.
Jika ada gejalapun, sering sulit membedakannya dengan gangguan kehamilan pada umumnya, seperti keputihan, perdarahan ataupun munculnya bercak darah.
Bahaya gonore tidak segera untuk ditangani, gonore pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan, seperti berikut:
Selain itu, pengobatan infeksi akibat bakteri gonore yang tidak tepat dapat membuat ibu hamil lebih rentan terkena infeksi menular seksual lainnya. Serta meningkatkan risiko terjadinya infeksi rahim setelah melahirkan.
Wahh bahaya banget kan sob, makanya mulai sekarang harus lebih memperhatikan kesehatan seksual yaa.
Jika ingin lebih tau informasi tentang kesehatan seksual, sobat Raphael bisa berkonsultasi dengan dokter kami. Konsultasi gratis melalui pesan whatsapp pada nomor 0813-9625-4650. Atau bisa langsung mengklik gambar berikut
Parahnya, ibu hamil yang menderita gonore dapat menularkan infeksi tersebut pada bayi selama proses persalinan.
Hal ini dapat terjadi ketika bayi bersentuhan langsung dengan cairan vagina ibu saat proses melahirkan. Gejala dari penularan gonore pada bayi yang terinfeksi biasanya baru muncul 2 sampai 5 hari setelah persalinan.
Bayi baru lahir yang terinfeksi gonore atau kencing nanah dapat mengalami kondisi berupa berat badan lahir rendah dan juga infeksi pada mata.
Parahnya jika tidak diobati, gonore pada bayi bahkan dapat menyebabkan terjadinya kebutaan.
Tak hanya itu, infeksi bakteri gonore dapat menyebar ke organ tubuh lainnya. Sehingga dapat mengakibatkan infeksi pada darah, sendi, serta cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang atau meningitis.
Bahaya banget kan moms, kalau sampai infeksi gonore menular pada bayi. Untuk itu yuk jaga kesehatan termasuk mencegah penularan gonore pada bayi dengan melakukan pengobatan secepat mungkin.
Ibu hamil yang sudah terinfeksi gonore ataupun penyakit menular seksual pada masa kehamilan, sangat menyarankan untuk melakukan pemeriksaan.
Hal ini karena saat kontrol kehamilan untuk yang pertama kalinya dan saat trimester akhir kehamilan. Pemeriksaan tidak hanya untuk ibu hamil saja, pasangannya pun juga menjalaninya.
Gonore dapat diobati dengan antibiotik yang aman dikonsumsi selama masa kehamilan. Juga, pasangan suami istri yang sedang menjalani pengobatan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
Sampai pengobatan gonore ini benar-benar selesai dan keduanya benar-benar sudah sembuh dari infeksi.
Bayi baru lahir yang lahir dari ibu dengan infeksi gonore juga perlu untuk segera mengobati untuk mencegah bahaya gonore yang lebih serius.
Pengobatan gonore pada bayi pada umumnya dengan pemberian antibiotik yang terinfeksi. Pengobatan ini tentunya harus saran dari dokter.
Dalam upaya mengobati infeksi gonore jangan sendirian, apalagi sampai mengobati infeksi yang sudah menular pada bayi.
Dikhawatirkan pengobatan yang tidak tepat malah menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Juga kemungkinan akan terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Sehingga jika pengobatan yang dilakukan salah akan membuat bakteri semakin kuat dan sulit untuk diobati.
Biaya pengobatan gonore juga akan menjadi lebih mahal jika sudah terjadi resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Ibu hamil sebaiknya menjalani pemeriksaan rutin selama kehamilan guna mendeteksi infeksi gonore atau penyakit menular seksual lainnya. Jika hasil nya positif, pengobatan segera menjadi sangat penting untuk dilakukan dalam mencegah komplikasi yang lebih serius.
Langkah pencegahan terbaik melibatkan pasangan dalam perawatan kesehatan reproduksi, menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Edukasi mengenai pentingnya praktik kebersihan seksual dan kesetiaan dalam hubungan juga merupakan upaya yang harus dilakukan untuk mencegah penularan gonore.
Jika seorang ibu sedang hamil dan berisiko untuk mengalami infeksi gonore maupun penyakit menular seksual lainnya, dan merasakan adanya gejala yang tidak normal.
Jangan ragu ataupun malu untuk berkonsultasi langsung dengan dokter. Karena dokter dapat memberikan pengobatan sesegera mungkin guna mengurangi risiko terjadinya komplikasi yang lebih serius.
Sumber: