Komplikasi HIV dan AIDS ini telah banyak merenggut nyawa orang, tercatat kurang lebih ada 33 juta nyawa masyarakat luas. Dengan data tersebut menjadi ancaman serius bagi kita semua. Karena infeksi HIV ini dapat menyerang siapa saja, terlebih pada orang yang sering berganti pasangan seksual.
HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan juga menghancurkan sel CD4. Sedangkan AIDS (acquired immune deficiency syndrome ) merupakan stadium akhir dari HIV.
Daftar Isi
Gejala HIV dan AIDS sesuai pada tahap mana orang tersebut terinfeksi.
Infeksi HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh yang membuat penderita lebih mungkin untuk mengembangkan banyak infeksi dan jenis kanker tertentu. Komplikasi HIV dan AIDS yang bisa terjadi yaitu:
Komplikasi HIV/AIDS dapat menyebabkan penderitanya mengalami PCP. Penyakit karena jamur ini bisa sangat serius. Infeksi jamur PCP dapat menyebabkan komplikasi pneumonia yang parah.
PCP masih merupakan penyebab paling umum pneumonia pada orang Amerika dengan infeksi HIV. Komplikasi HIV yang cukup khas adalah kandidiasis.
Kandidiasis merupakan komplikasi dari HIV yang bisa menyebabkan peradangan dan dapat memicu pertumbuhan lapisan putih tebal pada mulut, lidah, kerongkongan ataupun vagina.
TB ialah infeksi oportunistik umum yang terkait dengan HIV. TB merupakan salah satu penyebab utama kematian antara orang-orang dengan AIDS di beberapa negara.
Sistem kekebalan yang sehat dapat menonaktifkan virus, akan tetapi jika sistem kekebalan melemah, maka virus bisa muncul kembali dan juga menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru atau organ lainnya.
Merupakan peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis kriptokokus merupakan infeksi sistem saraf pusat yang terkait dengan HIV, akibat jamur yang ditemukan di tanah.
Penyebabnya yaitu parasit toxoplasma gondi, yang terdapat pada kucing. Parasit ini ketika sudah menyebar ke otak akan dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit jantung dan kejang.
Limfoma adalah komplikasi kanker yang umumnya terjadi akibat dari HIV/AIDS. Tanda awal paling umum dari kondisi limfoma ialah pembengkakan pada kelenjar getah bening tanpa rasa sakit pada leher, ketiak atau selangkangan.
Sarkoma kaposi juga tumor yang sering muncul sebagai komplikasi dari infeksi HIV/AIDS yang dapat memengaruhi organ dalam, termasuk salah satunya saluran pencernaan dan paru-paru.
Kanker yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) yang bisa terjadi pada area anal, mulut dan serviks.
HIV AIDS yang tidak diobati dapat menyebabkan penurunan berat badan yang derastis, sering disertai dengan diare, kelemahan kronis dan juga demam.
Tanda neurologis yang mungkin muncul akibat penyakit HIV seperti kebingungan, pelupa, depresi, kecemasan dan kesulitan berjalan. Gangguan neurokognitif terkait HIV/AIDS dari gejala ringan perubahan perilaku dan penurunan fungsi mental hingga demensia parah yang bisa menyebabkan kelemahan dan ketidakmampuan untuk berfungsi.
Nefropati terkait HIV merupakan peradangan pada filter kecil di ginjal yang menghilangkan kelebihan cairan dan limbah dari darah untuk kemudian diteruskan ke urine.
Parasit juga dapat menginfeksi dan menyerang saluran pencernaan karena sistem kekebalan tubuh memburuk. Cryptosporidiosis dan isosporiasis adalah dua contoh infeksi parasit yang dapat menimbulkan risiko bagi orang dengan HIV/AIDS.
Kedua infeksi ini disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang telah tercemar parasit. Sedangkan protozoa Isospora belli menyebabkan isosporiasis, parasit Cryptosporidium yang menyerang usus menyebabkan kcryptosporidiosis.
Isosporiasis dan cryptosporidiosis keduanya menyebabkan demam, muntah, dan diare. Komplikasi terkait HIV/AIDS dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan pada pasien. Ini karena kemampuan organisme untuk menginfeksi sel-sel lapisan usus kecil, yang mencegah tubuh menyerap nutrisi dengan baik.
Perlu Anda sadari bahwa penularan infeksi HIV dan AIDS ini tidak hanya melalui hubungan badan saja. Namun cairan tubuh dari orang yang terinfeksi juga berpotensi dapat menjadi perantara penyebaran infeksinya.
Seperti darah, karenanya penularan HIV dan AIDS bisa saja saat sedang melakukan donor darah orang yang sudah terinfeksi.
Penularan HIV/AIDS ini juga dapat terjadi pada bayi yang tertular ketika menyusui dari ibu yang sudah terpapar virus. Jarum suntik yang digunakan secara bergantian juga bisa menjadi perantara virus HIV. Kasus penularan ini sering terjadi pada pengguna narkoba.