Vulvitis adalah terjadinya peradangan pada vulva yang disertai dengan rasa gatal dan juga perih di area kemaluan wanita. Penjelasan tentang vulva yaitu lipatan kulit pada bagian luar organ vagina. Vulvitis umumnya, bukanlah suatu kondisi yang serius dan dapat terjadi pada wanita dari semua usia.
Meskipun demikian, vulvitis bisa saja menjadi gejala dari penyakit ataupun kondisi medis yang lainnya seperti adanya infeksi dan juga iritasi. Vulva sendiri berbeda dengan vagina, vulva ialah bagian paling luar dari sistem reproduksi wanita.
Organ ini tentunya terdiri dari vagina, labia mayora, labia minora dan juga klitoris. Sedangkan itu vagina sendiri merupakan saluran yang lebih dalam dan terletak setelah vulva.
Daftar Isi
Perlu diketahui bahwa penyakit vulvitis ini dapat saja disebabkan oleh berbagai kondisi yang dapat mengiritasi vulva, diantaranya:
Infeksi pada vulva dapat terjadi akibat ifneksi bakteri, virus ataupun jamur. Beberapa penyakit yang dapat menginfeksi vulva ialah herpes genital, kutil kelamin, candidiadi vulvoginal, kudis dan juga kutu kemaluan.
Iritasi juga dapat terjadi karena mengenakan pakaian dalam yang tidak menyerap keringat. Bisa juga setelah melakukan aktivitas tertentu seperti berenang pada kolam renang umum yang mengandung klorin, bersepeda ataupun menunggang kuda.
Beberapa produk pada area kelamin dan dapat menyebablan terjadinya iritasi dan juga peradangan pada vulva, seperti:
Penyakit kulit yang bisa menyebabkan terjadinya vulvitis seperti psoriasis, lichen sclerosus dan lichen planus juga dapat menyerang vulva.
Vulvitis juga dapat terjadi akibat rendahnya kadar hormon estrogen dalam tubuh. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak perempuan yang belum mengelami pubertas serta juga pada wanita yang telah menopause.
Wanita yang menderita vulvodinia dapat saja mengalami keluhan seperti sensasi terbakar, tertusuk ataupun panas pada vagina dan juga vulva.
Keluhan ini bisa saja muncul secara tiba-tiba atau bisa berlangsung terus-menerus dalam hitungan bulan ataupun tahunan. Kondisi vulvodinia sering kali terjadi tanpa adanya penyebab yang pasti.
Bisa dengan keluhan seperti benjolan, luka dan juga radang vulva. Kanker vulva sendiri jarang terjadi. Pada umumnya, kondisi ini menyerang wanita usia >60 tahun.
Obat-obatan tertentu, seperti suplemen hormon dan juga obat-obatan antiansietas, dapat saja menyebabkan kekeringan pada vagina yang dapat memicu terjadinya vulvitis.
Penggunaan antibiotik dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada vagina ataupun vulva.
Kebiasaan tidak menjaga kebersihan kulit pada vulva dan juga area sekitarnya. Seperti tidak mengganti pembalut ataupun pakaian dalam secara rutin, membiarkan vulva dalam kondisi yang lembab terlalu lama tanpa menggantinya.
Peradangan atau inflamasi pada vulva penyebabnya oleh berbagai faktor seperti infeksi, cedera, reaksi alergi atau bisa iritasi. Walaupun dapat kemungkinan dapat terjadi pada wanita dari semua usia namun, risiko terjadinya vulvitis lebih tingga pada wanita yang memiliki riwayat kesehatan seperti berikut ini:
Gejala vulvitis umumnya sangat bervariasi, tergangtung pada penyebab terjadinya vulvitis. Berikut ini merupakan beberapa gejala yang umum terjadi pada penderita vulvitis:
Pada tahap awal, kemungkinan dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala pada pasien, riwayat kesehatan dan kebiasaan pasien dalam menjaga kebersihan area kelamin.
Selanjutnya dokter akan memeriksa area panggul dan juga kelamin pasien, untuk tanda-tanda vulvitis seperti adanya ruam kemerahan, bengkak, benjolan ataupun luka pada vulva.
Jika perlu, umumnya dokter akan melakukan tes darah, tes urine dan pap smear guna untuk mendeteksi penyebab yang lebih serius, seperti peradangan, infeksi ataupun kanker. Selain itu juga, dokter akan menjalankan tes alaergi untuk mendiagnosis dermatitis kontak.
Pada beberapa kasus, kemungkinan dokter akan melakukan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan vulva untuk diperiksakan ke laboratorium.
Segera tangani jika Anda merasakan gejala-gejala terkait penyakit vulvitis ini, karena jika tidak dapat menyebabkan gejala yang lebih parah lagi, seperti:
Hai moms, penyakit vulvitis sendiri dapat mencegah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu risiko terjadinya kondisi ini. Beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah vulvitis, antara lain:
Jika mengalami gejala seperti yang telah disebutkan diatas, maka disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter kelamin. Pemeriksaan perlu dilakukan untuk mencari tahu apakah gejala yang dialami tersebut disebabkan oleh vulvitis atau gangguan kesehatan lainnya.