Bahaya Komplikasi Akibat Pielonefritis
12 Oktober 2020
Penyebab, Gejala dan Pengobatan Endometriosis
16 Oktober 2020
vaginosis bakterialis
ilustrasi

Vaginosis bakterialis merupakan penyakit yang penyebabnya akibat infeksi pada vagina karena terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina. Tubuh memiliki bakteri baik yang fungsinya untuk melindungi dari bakteri jahat. Namun pada penderita vaginosis bakterialis ini jumlah bakteri baik pada vagina sedikit makanya tidak mampu melawan infeksi dari bakteri jahat.

Kondisi ini terjadi pada wanita dengan berbagai usia namun kebanyakan terjadi pada umur 15 sampai 44 tahun juga memang tidak berbahaya tapi gejalanya dapat mengganggu.

Penyebab Vaginosis Bakterialis

Adanya pertumbuhan yang berlebih secara alami dari bakteri tertentu dan mengganggu keseimbangan bakteri yang ada di dalam vagina. Terdapat dua jenis bakteri pada vagina yaitu :

  1. Bakteri baik, yaitu bakteri yang mendominasi dengan 95%, bakteri Lactobacillus yang dapat menjaga pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga tingkat keasaman (pH) vagina.
  2. Bakteri jahat dengan nama anaerob yang menyebabkan vaginosis bakterialis ketika jumlah bakteri baik menurun.

Berikut beberapa penyebab ketidakseimbangan jumlah bekteri pada vagina diantaranya:

  1. Reaksi terhadap obat antibiotik
  2. Alat intrauterine
  3. Seks bebas atau seks yang tidak aman
  4. Akibat semprotan air
  5. Mengalami perubahan hormon
  6. Riwayat penyakit menular seksual
  7. Menurunnya bakteri Lactobacillus secara alami

Bagaimana gejalanya ?

Gejala umum dari infeksi vaginosis bakterialis yaitu:

  1. Gatal juga iritasi pada vulva dan vagina
  2. Vagina menjadi bau
  3. Leukorea (keputihan)
  4. Sakit saat hubungan seks
  5. Disuria
  6. Kulit pada area vulva meradang dan kemerahan
klinik Pengobatan gonore
Telepon Klinik kelamin Raphal

Cara mendiagnosis Vaginosis Bakterialis

Untuk langkah awal dalam mendiagnosis vaginosis bakterialis dengan menanyakan riwayat kesehatan, gaya hidup dan gejala yang dialami. Selain menanyakan pada wanita yang mengalaminya diagnosis juga bisa dengan pemeriksaan lain untuk memastikannya. Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan bahwa wanita mengalami vaginosis bakterialis dengan cara:

  1. Pemeriksaan pada vagina, biasanya dokter akan memeriksa vagina bagian dalam dengan alat spekulum untuk membantu melebarkan lubang vagina.
  2. Pemeriksaan sampel sekresi vagina, yang diambil dengan prosedua usap atau swab, lalu diteliti lebih lanjut di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi pertumbuhan vakteri jahat (anaerob) yang berlebih di dalam vagina.

Komplikasi Akibat vaginosis bakterialis

Sebenarnya vaginosis bakterialis tidak menyebabkan komplikasi, tapi ketika gejalanya dibiarkan tanpa diobati bisa saja menyebabkan komplikasi yang serius. Beberapa komplikasi yang diakibatkan seperti:

  1. Pada wanita yang sedang hamil dan mengalami vaginosis bakterialis ia memiliki resiko kehamilan yang prematur dan meningkatkan infeksi setelah proses persalinan.
  2. Penyakit radang panggul (PID) dengan peradangan yang terjadi di rahim dan saluran indung telur sehingga dapat menurunkan tingkat kesuburan.
  3. Meningkatkan resiko infeksi menular seksual seperti herpes simplex, gonorrheae, chlamydia, HIV/AIDS dan lain sebagainya.
  4. Infeksi setelah operasi daerah panggul seperti histerektomi atau operasi caesar.

Pencegahan vaginosis bakterialis

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan flora pada vagina antara lain:

  1. Tidak dianjurkan dalam membersihkan vagina dengan semprotan air karena dapat menyebabkan berkurangnya bakteri baik
  2. Hindari penggunaan sabun pembersih vagina yang mengandung pewangi.
  3. Menggunakan pembalut yang berbahan bukan dari pewangi.
  4. Gunakan celana dalam yang lembut seperti berbahan katun.
  5. Jangan mencuci celana dalam menggunakan sabun dengan kandungan bahan kimia keras.
  6. Melakukan hubungan seks yang aman menggunakan kondom dengan baik atau tidak sering berganti pasangan.

Bagaimana cara pengobatan ?

Wanita yang mengalami vaginosis bakterialis biasanya diobati dengan obat antibiotik, baik dalam bentuk tablet minum atau tablet yang dimasukkan ke dalam vagina (ovula). Obat antibiotik ini bertujuan untuk mengurangi jumlah bakteri jahat. Obat akan diberikan oleh dokter ketika:

  1. Gejala yang dirasakan terus menerus.
  2. Vaginosis terjadi saat kehamilan.
  3. Ketika akan menjalani operasi daerah panggul atau pengangkatan rahim.
Konsultasi Online
Konsultasi Online

Baca juga tentang : Perhatikan ! Penyebab dan Gejala Penyakit Menular Sifilis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X
konsultasi dokter
klinik kelamin cikarang