Virus HMPV dari China kini ditemukan di Indonesia, yang memang perlu kita waspadai tetapi tidak perlu panik.
Belakangan ini, berita tentang virus HMPV atau Human Metapneumovirus sedang banyak pembahasannya.
Yuk, kita bahas lebih detail apa itu virus HMPV, gejalanya, cara penyebarannya, dan langkah pencegahannya!
Daftar Isi
Virus HMPV adalah salah satu virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa.
Pertama kali virus HMPV teridentifikasi pada tahun 2001 yang menyerang berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kebanyakan orang sering kali menganggap virus ini dengan flu biasa, tetapi pada beberapa kasus bisa memicu komplikasi yang lebih serius.
Terutama pada mereka yang memiliki sistem imunitas tubuh yang lemah.
Menteri Kesehatan menjelaskan bahwa virus HMPV tidak sama dengan virus COVID-19. Ia menyebutkan bahwa COVID-19 adalah virus baru, sedangkan HMPV merupakan virus lama yang menyerupai flu.
Sistem imun tubuh sudah mengenali virus ini sudah lama sehingga dapat meresponsnya dengan baik.
Menkes menegaskan informasi yang tidak akurat tentang pemberitaan peningkatan kasus infeksi HMPV pada negara China.
Pemerintah Chinda dan WHO juga sudah mengonfirmasi terkait pernyataan ini.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan kasus flu biasa pada negara-negara dengan empat musim, seperti Tiongkok.
Menteri Kesehatan Budi menekankan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan.
Karena memiliki sifat yang mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas.
Umumnya orang yang terinfeksi MHPV bisa sembuh sendiri walau tidak melakukan pengobatan.
Cara penyebaran HMPV mirip dengan virus flu melalui percikan air liur dari orang yang sudah terinfeksi.
Walau terbilang tidak membahayakan tapi harus tetap waspada bagi anak-anak lansia dan kelompok orang yang mempunyai masalah kesehatan tertentu.
Lanjutnya, Menteri Kesehatan mengingatkan masyarakat untuk menjaga gaya hidup sehat, dan segera memeriksakan kesehatan ke tenaga medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Penularan virus HMPV pun mirip dengan COVID-19, yaitu dari percikan batuk dan bersin, lebih lengkapnya melalui:
Karena cara penyebarannya ini, HMPV sangat mudah menyebar pada lingkungan yang padat seperti sekolah, kantor, atau transportasi umum.
Gejala yang muncul pada orang yang terinfeksi virus HMPV mirip influenza biasa, seperti pilek, hidung tersumbat dan demam.
Berikut gejala-gejala yang muncul pada pasien yang terinfeksi HMPV:
Pada kasus yang lebih parah, virus ini bisa menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis, terutama pada anak kecil, lansia, atau individu dengan penyakit kronis.
Baca juga: Tahapan Gejala Sifilis
Secara umum, infeksi HMPV bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 sampai 2 minggu.
Namun, pada individu dengan risiko tinggi seperti bayi, lansia, atau orang dengan gangguan imun, virus ini bisa menjadi serius.
Karena itu, penting untuk mengenali gejala dan segera mencari pertolongan medis jika kondisinya memburuk.
Kasus HMPV yang mencuat untuk negara China menjadi sorotan karena jumlah infeksinya meningkat drastis dalam waktu singkat.
Selain itu, beberapa laporan menunjukkan bahwa variannya memiliki tingkat penularan yang cukup tinggi.
Kehadiran virus ini di Indonesia membuat banyak pihak waspada, mengingat kita masih belajar dari pengalaman pandemi sebelumnya.
Sampai sekarang, belum ada vaksin khusus untuk virus HMPV. Namun, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah infeksi virus ini, seperti:
Baca juga: Gejala Awal Infeksi Sifilis
Jika kamu atau orang terdekat menunjukkan gejala HMPV, langkah pertama adalah istirahat yang cukup dan menjaga hidrasi tubuh.
Obat pereda gejala seperti demam atau batuk bisa membantu.
Perawatan untuk mengobati gejala yang timbul. Misalnya pemberian obat penurun panas, penambahan cairan supaya tidak dehidrasi, dan pemakaian oksigen untuk pasien dengan sesak napas.
Namun, jika gejala memburuk seperti kesulitan bernapas, segera konsultasikan ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
Dengan menjaga kebersihan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengenali gejalanya lebih awal, kita bisa meminimalkan risiko infeksi.
Tetaplah update dengan informasi terbaru tentang virus ini, dan selalu patuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Sumber: